Tuesday, February 14, 2017

Sejarah Psikologi Industri & Organisasi

  • Bermula dalam laboratorium psikologi di Leipzig (Jerman - Eropa) pada tahun 1879 melalui penggunaan metode eksperimen untuk mencari hukum-hukum yang diyakini mengatur perilaku.
  • American Psychological Association (APA) didirikan tahun 1892 dan sekarang mempunyai lebih dari 40 divisi untuk minat-minat khusus - DIVISI 14 adalah Himpunan Psikologi Industri dan Organisasi (Society for Industrial and Organizational Psychology, Inc.). Himpunan ini juga merupakan afiliasi dari American Psychological Society (APS).
  • Tujuan Himpunan Psikologi Industri dan Organisasi :
"mengetengahkan kesejahteraan manusia melalui berbagai penerapan psikologi pada semua tipe organisasi yang menghasilkan barang dan jasa, seperti misalnya perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, serikat buruh atau asosiasi dagang, dan badan-badan publik."
"Jasa psikologi industri/organisasi melibatkan pengembangan, penerapan teori dan metodologi psikologi pada maslaah-masalah organisasi dan masalah individdu-individu serta kelompok dalam lingkungan organisasi". (APA, 1981 : 666) 

  • Sebagai anggota atau bagian dari suatu disiplin ilmiah yang diakui, para anggotanya mengembangkan teori dan metodologi psikologi dan sebagai praktisi, menerapkan apa yang dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah atau menciptakan pembaharuan (inovasi) dalam lingkungan organisasi.

Tahun-Tahun Awal Psikologi Industri

Ilmu ini dimulai pada pergantian abad yang lalu, cabang ilmu ini disebut sebagai psikologi industri, dan lingkupnya jauh lebih sempit daripada definisi dalam specialty guidelines (APA, 1981). 

  • 1901 Walter Dill Scott berbicara tentang kemungkinan penggunaan psikologi dalam periklanan.
  • 1903 Scott menulis buku berjudul The Theory of Advertising yang merupakan buku pertama yang membahas aspek psikologi di dunia kerja.
  • 1913 Induk psikologi industri disimpulkan oleh judul dari salah satu buku ajar terdini dalam bidang itu : Psychologycal of Industrial Efficiency  oleh Hugo Munsterberg. Metode seleksi pegawai, metode pelatihan, serta strategi desain pekerjaan dan tata letak kerja yang lebih baik merupakan kunci untuk mencapai efisiensi ini.

Perang Dunia I

     Walter Dill Scott adalah seorang psikolog yang merintis dalam upaya-upaya ini. Ia melakukan riset psikologi dalam bidang rekrutmen melalui iklan, seleksi, dan penempatan para sales, dan dalam menguji serta mengelompokkan calon perwira Angkatan Darat (Scott, 1911). Pengaruh praktis dari psikologi dipercepat dengan masuknya Amerika dalam Perang Dunia I. Kebutuhan militer yang mendesak untuk mengelompokkan dan menugasi sejumlah besar personil yang baru ke situasi perang menuntut pengujian individu pada suatu skala baru.
   Pada Perang Dunia I (1914) para psikolog di Amerika Serikat mendapat tugas untuk mengembangkan tes intelegensi yang digunakan untuk menyeleksi anggota tentaranya. Tes yang dikembangkan dikenal dengan nama army alpha test (untuk yang dapat membaca) dan army beta test (untuk mereka yang buta aksara).
     Uji kecerdasan, psikomotor, minat, dan kepribadian yang dikumpulkan selama waktu tersebut memberikan bahan untuk pengembangan suatu uji coba pada tahun-tahun berikutnya, terutama bagi mereka yang berminat dalam pengukuran karakteristik manusia. Psikometri berkembang dengan sangat pesat. Tes-tes psikologik mulai digunakan dalam seleksi tenaga kerja oleh perusahaan.


Tahun-Tahun Antara Perang Dunia I dan II (1920 - 1940)

      Dalam kurun waktu itu terjadi depresi besar, meskipun dampak dari peristiwa-peristiwa ini tidak segera dirasakan pada psikologi industri dan organisasi. Pada awalnya kegiatan serikat buruh lebih diperhatikan oleh para manajer daripada para psikolog dan kebanyakan orang tampaknya berpikir bahwa pengangguran yang meluas dari depresi semata-mata merupakan masalah pemerintah.
Eksperimen Hawthorne tidak memperoleh perhatian yang meluas dari para psikolog ketika laporan pertamanya muncul pada tahun 1939.


Psikologi Industri dan Perang Dunia II

Perang Dunia II memberikan suatu ketegangan yang sangat besar pada fungsi-fungsi personil militer. Orang-orang yang baru direkrut dalam jumlah besar harus diberi tugas sedemikian rupa sehingga mereka akan mampu menunjukkan kinerja kerja yang memuaskan. Banyak yang harus dilatih dalam waktu yang sangat pendek untuk bisa menggunakan peralatan yang sangat canggih. 
Di dalam negeri, kaum perempuan pergi bekerja untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pada suami, ayah, saudara laki-laki dan teman mereka. Organisasi sipil meminta bantuan dalam pelatihan anggota angkatan kerja yang tidak berpengalaman ini. 
 Perang Dunia II menantang sumberdaya psikologi industri, tantangan yang tidak pernah ada sebelumnya. Masalah seleksi, penempatan, dan pelatihan, baik sipil maupun militer, lebih besar, lebih rumit, dan lebih mendesak. Pada waktu yang sama kemajuan teknologi menciptakan suatu tuntutan kritis bagi psikolog untuk mampu mengkoordinasikan kemampuan manusia dan kemampuan mesin.


Psikologi Industri dan Organisasi Dewasa Ini

Para psikolog industri dan organisasi dewasa ini tertarik pada semua aspek interaksi antara individu dan organisasi, efisiensi industri, dan masalah-masalah mulai dari rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan, kinerja individual dan kelompok, kepuasan dan kesejahteraan pegawai. 
Tes-tes psikologik selain digunakan untuk seleksi tenaga kerja juga digunakan untuk penyuluhan dan bimbingan kejuruan dalam rangka rehabilitasi (jika tenaga kerja mengalami cacat dalam pekerjaan dan harus pindah kerja) dan pengembangan karier tenaga kerja (mutasi dan promosi).
Banyak psikologi industri dan organisasi dewasa ini melakukan riset yang berkaitan dengan suatu lembaga akademis. Kegiatan ini telah membantu maupun memperkuat sifat dasar mendua teoretis-terapan dari psikologi industri dan organisasi.
Teori, riset, dan praktek tidak dapat dipisahkan

No comments :

Post a Comment